Kacabdin Jatim Wilayah Sumenep, Dr. Budi Sulistyo, S.Pd, M.Si, Sosok Humanis yang Membangun Kesetaraan Pendidikan di Kepulauan

- Fujianto -
- 23 Aug, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork. id - Suasana Sabtu pagi, 20 Mei 2023, terasa berbeda di SMAN 1 Sumenep. Aula yang biasanya ramai dengan aktivitas siswa, hari itu dipenuhi atmosfer penuh khidmat. Di hadapan para kepala SMA dan SMK se-Sumenep, Dr. Budi Sulistyo, S.Pd., M.Si., secara resmi menerima amanah sebagai Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Sumenep.
Pelantikan
ini menjadi awal langkah baru bagi dunia pendidikan di Kabupaten Sumenep. Bagi
Budi, wilayah dengan daratan dan pulau-pulau kecil ini bukan sekadar area
kerja, melainkan ladang pengabdian yang menuntut inovasi dan kesungguhan. ”Kita
harus bergerak bersama demi perubahan positif dan peningkatan kualitas
pendidikan di Sumenep,” ujarnya penuh semangat.
Komitmen
itu ia wujudkan dengan menjaga kesinambungan program pendahulu, sembari membuka
ruang lahirnya gagasan baru. Ia menegaskan, kesinambungan adalah fondasi,
sementara inovasi menjadi mesin penggerak pendidikan.
Lebih dari
sekadar angka kelulusan atau prestasi akademik, Budi melihat pendidikan sebagai
jembatan menuju masa depan. Anak-anak, termasuk yang tinggal di pelosok pulau
terpencil, berhak mendapatkan peluang yang sama untuk meraih mimpi mereka.
Karakter
kepemimpinannya yang humanis turut menjadi sorotan. Di ruang kerjanya yang
sederhana, ia berbicara dengan nada tenang namun penuh keyakinan. Ketegasan dan
keramahan yang terpancar mencerminkan sosok pemimpin yang memahami bahwa setiap
kebijakan menyentuh banyak harapan.
Kariernya
bermula dari ruang kelas. Pernah berdiri di depan papan tulis, ia merasakan
langsung suka duka guru dalam mendidik generasi. Gelar doktor yang diperolehnya
di bidang manajemen pendidikan memperkaya pemahamannya dalam merumuskan
kebijakan yang berpihak pada dunia pendidikan. “Masuk dunia pendidikan adalah
pilihan hati. Di birokrasi, saya ingin memberi pengaruh lewat kebijakan,”
katanya.
Geografis
kepulauan Sumenep memang menghadirkan tantangan nyata. Ketimpangan fasilitas,
keterbatasan tenaga pendidik, hingga sulitnya akses transportasi menjadi
pekerjaan rumah yang besar. Namun, bagi Budi, tantangan itu adalah pintu masuk
bagi lahirnya terobosan.
Ia mulai
menginisiasi kebijakan rotasi guru ke pulau-pulau, menyelenggarakan pelatihan
daring bagi tenaga pendidik di daerah terpencil, serta membentuk forum kepala
sekolah kepulauan. Semua langkah itu ditempuh demi memastikan akses pendidikan
merata.
Tidak
berhenti di situ, ia juga mengedepankan kearifan lokal. Melalui Program Sekolah
Berbasis Kepulauan, pembelajaran dirancang sesuai dengan kondisi sosial budaya
serta geografis. Di daerah pesisir, pendidikan vokasi diarahkan selaras dengan
potensi perikanan, kelautan, dan usaha mikro masyarakat setempat.
”Pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang membumi,” ucapnya tegas. Ia meyakini,
keberhasilan pendidikan diukur dari kemampuan anak-anak dalam mengolah ilmu
untuk menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri.
Baginya,
indikator keberhasilan bukanlah piagam atau piala semata, melainkan senyum
anak-anak di wilayah 3T yang kini memiliki akses belajar lebih layak. Kepada
para guru, ia berpesan, “Teruslah belajar dan berinovasi, tapi jangan lupakan
nilai kemanusiaan.”
Kini, di
usianya yang matang, Budi menatap masa depan pendidikan Sumenep dengan
optimisme. Satu per satu pulau ia rangkul melalui kebijakan yang berpihak pada
pemerataan. (fkm)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *